Selasa, 18 November 2014

Sekian banyaknya kebahagiaanmu yang terhalang

   hari ini, tanggal 18 november 2014. hari selasa ya? semoga hari ini bisa membuat keadaan menjadi lebih baik dari hari kemarin dan sebelumnya. kamu masih kesal? bisa kupastikan, bisa kubayangkan pula raut wajahmu yang mungkin terlihat berlipat-lipat seperti origami. dan bisa kupastikan pula, semuanya berubah saat ada seseorang yang selalu berusaha merayumu, menggoda agar kamu tak terus menutup diri dan membiarkan kamu berlarut-larut ada dalam masalahmu. kamu beruntung:)
   oh, ya.. omong-omong soal "masalah", aku masih tak bosan untuk meminta maaf, karna kedekatanku dengan pria lain yang tak pernah kamu suka. dari dulu hingga detik ini, kamu masih begitu. masih terus mengikatku, dan akupun serupa. ingatkah kapan terakhir kamu
aku marahi? kamu tak pernah bosan berulah, dan aku sadar kenapa ulahmu selalu berulang. kenapa? yap, kamu bosan, kan?

   namun, Tuan, rupanya diantara kita tak terlalu banyak perbedaan. kamu masih kelas dua SMK, dan akupun kelas dua SMK, kamu bukan laki-laki yang telah dewasa dalam berfikir, bertindak, berkata, dan akupun sama sepertimu. ya, kita masih sebaya. sama-sama masih kecil untuk terlalu melangkah jauh dan membicarakan masalah cinta. tapi, kenapa? aku ingat sejak awal, kamu punya teman perempuan yang semua orang tau dia sangatlah menawan. kamu tak henti menghubunginya dengan alasan kamu sedang "bisnis jaket". aku masih ingat alasan itu, dan lagi-lagi aku harus sadar diri bahwa aku bukan siapa-siapa dan tak ada satupun yang perlu dibanggakan dari apa yang aku punya. aku mengalah, namun kamu tak pernah bisa membuatku benar-benar mengalah. aku terpaksa kalah dihadapanmu, mengemis sekali lagi agar kamu bersedia meninggalkan teman wanitamu yang cantik itu. kemudian kamu menyanggupi, dan baiklah.
   entah apa yang salah. cara berfikirmu? obsesimu? nafsumu? keinginanmu? aku tak tau. jika sejak awal yang kamu cari adalah wanita yang cantik, punya segalanya dan bisa kamu banggakan, kenapa aku? kenapa kata cinta itu hadir? dan selanjutnya, kamu pasti ingat saat kita masih duduk dikelas tiga SMP, sekali lagi kamu punya teman dekat yang lagi-lagi tak pernah ku ketahui. yang selalu kamu bilang bahwa dia hanya teman curhat mu, dan kamu hanyalah tempatnya mencurahkan semua masalahnya. namun saat itu, semua waktumu habis untuk menemaninya, dan aku?. lagi-lagi aku harus kembali mengemis agar kamu bersedia menjauhinya, dan kembali lagi seperti awal. seperti saat tak ada siapapun diantara kita. kamu menerimanya.
   kamu bisa keluhkan satu persatu kekuranganku, Tuan. atau sudahlah, tak usah kau sanggupi ketika aku mengemis agar kamu kembali. tak usah kamu kasihani lagi perempuan bodoh ini. karna dia hanya akan terus menyusahkanmu. namun kamu selalu bersikap manis, seolah kamupun punya perasaan yang serupa seperti apa yang aku rasakan. kamu ingat saat kita duduk di kelas satu SMK? saat aku harus terpaksa melihat sahabatku sendiri menyukaimu, dan kamupun menyukainya? kamu merayunya, dan dia juga merayumu. dia memelukmu dalam bentuk tulisan, dan tanpa kamu memikirkan perasaanku, kamu terus menutupi itu semua itu dengan kebohonganmu yang sangatlah manis. sadarlah, Tuan, aku memang perempuan yang sangat bodoh, namun aku bukan anak TK yang dengan mudah bisa kamu bohongi. aku sudah dewasa, dan telah berkali-kali pula menghadapi laki-laki yang hobi berbohong sepertimu. namun, sekali lagi, karna alasan yang tak pernah logis,entah karna malaikat macam apa yang telah berbaik hati membisikan kebaikan, aku lagi-lagi percaya padamu.
   aku telah lama bertahan dalam kebodohan ini, karna kamu tau? semakin lama aku diam disini, semakin lama kamu mencekoki aku dengan kebohongan kebohonganmu yang selalu berusaha kupercaya. anehnya, kebohongan itu selalu aku dengar dengan senang hati. dan, Tuan, aku juga tak pernah bosan untuk bercermin, barangkali ada yang salah pada perempuan bodoh ini sehingga membuatmu mungkin merasa malu. tuh, kan, gara-gara kamu, aku pasti galau lagi.
   Tuan, tak perlu kamu ingatkan semua kesalahanku, salahku mungkin sangatlah banyak dimatamu. saat aku harus menegur perempuan yang sering berhubungan denganmu lewat Ask.fm, ketika aku berusaha bicara padamu, kamu malah balik menyalahkanku.dan sekali lagi saat aku harus menegur anak kecil yang mengagumimu, yang telah mabuk dan masuk kedalam perangkapmu, kenyataan memaksaku untuk tau semua kebusukanmu. dan apa yang aku dapat darimu? kebohongan lagi, kebohongan yang tak pernah kupahami. hingga detik ini, aku tak tau harus bersikap bagaimana ketika dihadapanmu. apa yang harus kukatakan, dan masih pantaskah aku mengemis cintamu? aku tak tau.
   iya, Tuan. dari awal saat kamu harus melihat laki-laki memberikan boneka yang ukurannya lebih besar dari boneka yang kamu berikan, saat kamu harus tau bahwa ada laki-laki yang sering memberikanku jaket saat hujan agar aku tak kedinginan, saat kamu harus bertengkar dengan seorang laki-laki yang pernah menyayangiku, saat kamu harus berbagi waktu dengan laki-laki yang akan melangsungkan Ujian Nasional, dan sekali lagi kamu harus melihat ada laki-laki yang bersedia meluangkan waktunya demi mengantarku pulang dan akhirnya dia punya perasaan yang sangatlah asing, aku tau kamu tak bisa. mungkin juga saat itu hatimu berantakan, patah, atau entahlah. aku tak tau kenapa setiap kali kamu berulah, kemudian tak lama kamu harus melihat kenyataan yang membuat hatimu teriris. sungguh, Tuan, bukan maksudku membuatmu merasakan hal yang harusnya tak kamu rasakan. bukan maksudku pula untuk berbalas dendam, karna itu hanyalah kebodohan seseorang yang tak sepantasnya.  aku menyayangimu, dan hanya itu alasan yang aku punya kenapa aku selalu mengemis kehadiranmu, perhatianmu, cintamu, semuanya.

dan kali ini, ini yang terakhir aku mengemis, yang terakhir pula aku harus meminta. aku akan berhenti, berhenti menjadi sekat kebahagiaanmu:')

Terimakasih

Tidak ada komentar: